Music Is My Life


WeLcome To My Blog

Cari Blog Ini

Minggu, 18 April 2010

MUSIK



Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor, mobil,handphone,radio, televisi,tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik.

PENGERTIAN MUSIK


Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Disamping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik.

Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni,bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003,9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.
Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik
merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari
gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
Walaupun demikian, selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain
mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai
ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik
adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu-
satunya pesona termurah dan halal di muka bumi.
Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan
apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik
dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup
mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang
menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah
logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat.
Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi,
yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert
Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni
murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah
pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang,
sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai
cara (Ewen 1963, vii-viii).

Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat
dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang
mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4)
memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan
pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis,
dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.
Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada
memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain.
Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik
menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau
perasaan.



Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor, mobil,handphone,radio, televisi,tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik.

PENGERTIAN MUSIK


Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Disamping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik.

Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni,bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003,9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.
Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik
merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari
gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
Walaupun demikian, selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain
mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai
ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik
adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu-
satunya pesona termurah dan halal di muka bumi.
Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan
apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik
dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup
mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang
menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah
logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat.
Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi,
yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert
Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni
murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah
pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang,
sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai
cara (Ewen 1963, vii-viii).

Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat
dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang
mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4)
memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan
pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis,
dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.
Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada
memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain.
Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik
menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau
perasaan.



Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor, mobil,handphone,radio, televisi,tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik.

PENGERTIAN MUSIK


Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Disamping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik.

Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni,bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003,9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.
Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik
merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari
gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
Walaupun demikian, selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain
mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai
ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik
adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu-
satunya pesona termurah dan halal di muka bumi.
Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan
apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik
dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup
mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang
menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah
logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat.
Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi,
yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert
Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni
murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah
pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang,
sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai
cara (Ewen 1963, vii-viii).

Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat
dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang
mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4)
memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan
pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis,
dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.
Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada
memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain.
Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik
menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau
perasaan.

4 komentar:

  1. . Music is my life ,
    . dengan musik kita dpt mendapat.kan inspirasi ,

    BalasHapus
  2. yes! aku dapat inspirasi dari music .. I love music ..

    BalasHapus
  3. . hm sepd" ,
    . music uga bSsa buad refreshing ,
    . dngn music mmudah.kand kita utk bLjr ,

    BalasHapus